Peristiwa Meninggalnya Pesilat saat Uji Kenaikan Tingkat, Orang Tua Korban Minta Polisi Ungkap Penyebabnya
Peristiwa meninggalnya pesilat saat mengikuti uji kenaikan tingkat, orang tua korban berharap Polisi dapat mengungkap penyebabnya
KABAR RAKYAT - Peristiwa meninggalnya pesilat remaja berinisial RS warga Kelurahan Giri, Banyuwangi meninggalkan duka yang sangat dalam keluarga.
Harapan keluarga, Kepolisian dapat mengungkap penyebab kematian RS saat mengikuti kegiatan kenaikan tingkat di salah satu perguruan silat dan ada pihak yang bertanggungjawab.
Hal itu disampaikan Ayah korban, Abdul Somad (43) didampingi istrinya Sutami (44), saat ditemui di rumah duka, Selasa (6/6/2023).
Baca Juga: Diduga Masuk Plafon Toko, Mesin ATM Indomart Lateng Banyuwangi Dibobol Maling
Somad menceritakan, tragedi kematian anak tunggalnya menjadi penyesalan cukup mendalam bagi keluarga. Terlebih saat ujian kenaikan sabuk, ia mendapatkan kabar jika tidak ada pelatih yang mendampingi. Namun hanya dilakukan oleh para seniornya di perguruan.
"Terlepas dengan kejadian kematian anak kami. Kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak perguruan silat. Apalagi sampai saat ini kami belum mendapatkan pemjelasan kronologis pasti atas musibah yang menimpa anak saya," ucap Somad.
Somad mengatakan, peristiwa ini berawal saat anaknya pada Sabtu (3/6/2023) sekitar pukul 15.00 WIB, berpamitan untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat di perguruan silat yang diikutinya.
"Anak saya ikut bergabung di perguruan IKSPI Kera Sakti. Ujian kenaikan sabuknya di kebunan sekitar Jalan Lingkar, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro," tuturnya.
Baca Juga: Polresta Banyuwangi Dorong Masyarakat Aktif Jaga Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
Namun keesokan harinya tepat pada Minggu (4/6/2023) dirinya mendapat kabar jika anaknya dibawa ke RSUD Blambangan. Pukul 06.00 WIB, Somad didatangi beberapa rekan korban dan mengabarkan jika anaknya tidak sadarkan diri.
Somad dan keluarga langsung bergegas ke rumah sakit. Sebelum dirujuk ke RSUD Blambangan, RS terlebih dahulu dirawat di Klinik Ketapang. Karena kondisinya terus drop, akhirnya dibawa ke RSUD.
"Di RSUD Blambangan saya dikabari dokter jika anak saya mau dioperasi dikarenakan ada gumpalan darah di kepalanya. Namun itu gagal, karena jantung anak saya kurang stabil," tuturnya.
Kondisi RS semakin kritis dan akhirnya dinyatakan meninggal pada Senin (5/6/2023) sekitar pukul 07.30 WIB. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan memilih segera dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemakaman.
Baca Juga: Optimalkan Pengamanan Obvitnas, Polresta Banyuwangi bersama PLN Gelar Simulasi Tanggap Darurat
What's Your Reaction?