Polda Jatim telah mengidentifikasi dalang peristiwa berdarah di Sampang yang tak terkait pilkada.

Kamis, 21 November 2024 – 22:45 WIB Surabaya, LANGSUNG – Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kompol Farman, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu, 17 November 2024, peristiwa berdarah di Desa Ketapang Laok terkait langsung dengan daerah. bahwa dia tidak. masalah pemilu. Namun hal ini disebabkan adanya perselisihan antara kedua individu tersebut dengan […]

Polda Jatim telah mengidentifikasi dalang peristiwa berdarah di Sampang yang tak terkait pilkada.

Surabaya, LANGSUNG – Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kompol Farman, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu, 17 November 2024, peristiwa berdarah di Desa Ketapang Laok terkait langsung dengan daerah. bahwa dia tidak. masalah pemilu. Namun hal ini disebabkan adanya perselisihan antara kedua individu tersebut dengan pengikutnya.

Baca juga:

Pengamat mengingatkan pemerintah menunggu khilafah menyebar saat pilkada

“Itu tidak ada hubungannya dengan itu, ya [dengan pilkada]kata Farman dalam jumpa pers yang digelar di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis, 21 November 2024.

Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim ini menjelaskan, kasus tersebut bermula saat Kapolda Sampang melakukan kunjungan mendadak ke Babussalam Padepokan yang dipimpin Nomor Urut 02 Slamet Junaidi atau Ji Idi Kecamatan Ketapang, Kiai Mualif di Desa Ketapang Laok. Kabupaten Sampang, Madura, Minggu 17 November 2024.

Baca juga:

Berterima kasih kepada Anies, Pramono berjanji akan melanjutkan program tersebut di Jakarta

Penyerangan sekelompok orang di Sampang, Madura

Foto:

  • Tangkapan layar jejaring sosial

Saat para tamu hendak berdatangan, Kiai meminta Mualif Asrafi menghubungi jamaah peringatan untuk menyambut dan menjenguk Ji Yi dan para sahabat. Tak lama kemudian rombongan Ji Yi tiba. Hal itu diketahui oleh kerabat Kiai Mualif, Kiai Hamduddin, saat mobil rombongan Ji Idi melintas di depan rumahnya.

Baca juga:

Ridwon Kamil berjanji akan menambah empat kali lipat jumlah jalur di Jakarta jika menjadi gubernur

[embedded content]

Dalam SK tersebut ditambahkan bahwa Kiai Hamduddin tidak berkenan dengan kunjungan Ji Idi ke padepokan Kiai Mualif. Kiai Hamduddin tersinggung karena Kiai Mualif selaku menantu keponakannya tidak meminta izin atau kulonuwun kepada Ji Idi dan rombongan untuk menerima tamu.

Kiai Hamdiddin Padepokan kemudian memblokir jalan menuju Babussalam. Akibatnya, mobil rombongan Ji Yi terbakar saat hendak pulang ke rumah. Pihak Kiai Mualif berupaya melakukan perundingan dengan Kiai Hamduddin, berusaha membuka penghalang jalan hingga ketegangan kedua belah pihak meningkat.

Seorang pria bernama Muadi dari partai Kiai Mualif melontarkan komentar yang menghina Kiai Hamduddin dan pendukungnya saat ketegangan terjadi. “Mon acarok deggik kiri “Iya, kalau mau karaoke nanti saja,” kata Farman menirukan ucapan Muadi.

Ilustrasi pemilu.

Ilustrasi pemilu.

Foto:

  • FOTO/Adeng Bustomi Antara

Singkat cerita, rombongan Ji Yi mengambil jalur berbeda dan akhirnya berhasil meninggalkan tempat tersebut. Rupanya, ketegangan berlanjut setelah itu. Asrafi, pengikut Kiai Mualif, bertengkar dengan Kiai Hamduddin. Alhasil, rombongan Kiai Hamdiddin sambil membawa sabit tajam mengejar Asrofi.

Melihat hal tersebut, Farman berusaha melindungi Jimmy Sugito Putra Asrofi dan menyeretnya ke padepokan Kiai Mualif. Sayangnya, massa justru menyerang Jimmy Sugito Putra. Ia terkena sabit, terluka parah dan akhirnya meninggal.

Farmon mengatakan, ada 3 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Yaitu AR, FS dan MS. AR merupakan tersangka pertama yang melakukan pemukulan terhadap korban hingga menyebabkan luka di bagian kepala. Tersangka FS pun melakukan penyerangan dan parangnya mengenai tubuh korban sebanyak dua kali. Tersangka MS pun menganiaya korban.

Ketiga tersangka dijerat dengan pasal yang sama, yakni Pasal 170 Bagian 2 Ayat 3e KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara terhadap seseorang yang melakukan kekerasan di tempat umum yang mengakibatkan matinya seseorang secara bersama-sama. , “katanya. Dekrit.

Situasi tersebut menjadi perhatian publik setelah video penyerangan sekelompok orang bersenjatakan sabit viral di media sosial. Belakangan terungkap, peristiwa itu terjadi pada Minggu, 17 November 2024, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Peristiwa ini menewaskan Jimmy Sugito Putra.

Dalam video tersebut terlihat terjadi di halaman luas yang dikelilingi rumah penduduk. Video itu direkam warga dari dalam rumah dan dari teras rumah. Dalam video tersebut, terdengar seorang wanita menangis, meminta anggota keluarganya untuk tidak ikut. “Jhek roknorok (jangan ikut),” pinta wanita itu.

Dalam klip video lainnya, terlihat seorang pria yang mengenakan sarung tangan oranye, kemeja biru, dan peci putih tergeletak di tanah. Ada luka terbuka di pahanya seperti terkena senjata tajam. Dia juga mengalami pendarahan di kepalanya. Dua pria mencoba membantu dan menangkap pria malang itu. Namun, pada akhirnya nyawa korban tidak bisa diselamatkan.

Halaman berikutnya

Kiai Hamdiddin Padepokan kemudian memblokir jalan menuju Babussalam. Akibatnya, mobil rombongan Ji Yi terbakar saat hendak pulang ke rumah. Pihak Kiai Mualif berupaya melakukan perundingan dengan Kiai Hamduddin, berusaha membuka penghalang jalan hingga ketegangan kedua belah pihak meningkat.

Halaman berikutnya

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow