Terapi Alquran, 'Obat' Para Napi Melawan Cemas Diri di Balik Jeruji
Kegiatan terapi tersebut diawali dengan melakukan pre-test kepada peserta. Hal ini bertujuan mengukur perubahan tingkat kecemasan dari masing-masing peserta terapi Alquran. Diharapkan dengan adanya terapi ini bisa membuat narapidana bisa cepat beradaptasi sosial setelah menjalani masa hukuman.
Merdeka.com - Sejumlah narapidana di Rumah Tahanan Kelas I Makassar terlihat duduk khusyuk di Masjid Nurul Iman untuk mengikuti terapi Alquran. Terapi Alquran sendiri digelar Tim Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Rutan Makassar bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar.
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM, Fathinah Mardhatillah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan program kerja untuk mengurangi tingkat kecemasan warga binaan atau narapidana selama menjalani proses hukum di Rutan Makassar. Diharapkan dengan adanya terapi ini bisa membuat narapidana bisa cepat beradaptasi sosial setelah menjalani masa hukuman.
"Sasaran dari program kerja ini ditujukan kepada warga binaan yang mengalami kecemasan di Rutan Makassar. Di mana kecemasan tersebut dapat berpengaruh terhadap adaptasi di lingkungan sosialnya saat ia bebas," ucapnya, Minggu (26/3).
Staf Bantuan Hukum dan Penyuluhan (BHP) Rutan Makassar, Fetty Fatimah menuturkan bahwa dalam kegiatan terapi tersebut diawali dengan melakukan pre-test kepada peserta. Hal ini bertujuan mengukur perubahan tingkat kecemasan dari masing-masing peserta terapi Alquran.
"Sebelum memulai kegiatan, para peserta yang berjumlah 20 orang ini akan diberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan tentang psikologis dari masing-masing peserta. Setelah itu akan dilakukan terapi berupa one day one juz (membaca dan mendengarkan Alquran 1 juz setiap hari)," tuturnya.
"Setelah 2 minggu mengikuti kegiatan ini, ada posttest kuesioner yang sama akan diberikan pada orang yang sama untuk melihat berapa skala perubahan dari tingkat kecemasan masing-masing peserta," tambahnya.
2 dari 2 halaman
Kepala Subseksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan, Muhammad Ramadlon Afwan berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta dapat memberikan manfaat terhadap psikologis dari tiap peserta.
"Kegiatan ini sangat positif bagi warga binaan, karena tujuannya untuk mengurangi masalah yang mengganggu ketenangan jiwa melalui pendekatan kerohanian," imbuhnya.
"Semoga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan pada akhirnya para peserta bisa mengontrol pikiran supaya tidak berlarut-larut dalam kecemasan," ucapnya.
Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch. Muhidin sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Bertepatan dengan bulan suci Ramadan ini ia berharap warga binaan dapat mendekatkan diri kepada Maha Pencipta dengan banyak membaca Alquran.
“Program yang sangat bagus. Insya Allah dengan terapi ini warga binaan dapat teratasi kecemasannya, menjadi gemar mengaji dan dekat kepada Allah SWT.,” ungkapnya.
[lia]What's Your Reaction?