Yayasan WWF Indonesia Kecam Peristiwa Kematian Harimau Benggala Alshad Ahmad
Yayasan WWF Indonesia Kecam Peristiwa Kematian Harimau Benggala Alshad Ahmad. simak selengkapnya disini!
“Tentunya masih ingat kasus COVID-19? Kasus ini dipercaya ditularkan dari satwa kelelawar. Ini juga dapat terjadi jika kita memelihara satwa liar yang dapat menularkan virus atau bakteri yang terdapat di satwa tersebut,” katanya.
“Hal ini dinamakan Zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari satwa liar ke manusia yang kemudian ditularkan dari manusia ke manusia sehingga menjadi pandemi dunia,” tambahnya.
Lebih lanjut, yayasan konservatif independen ini menekankan bahwa jika satwa liar seperti harimau benggala dijadikan hewan peliharaan, maka akan merusak ekosistem alam.
“Satwa liar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Artinya, mengambil satwa liar dari habitatnya berarti mengurangi populasi satwa liar di alam, yang bisa berdampak negatif pada rantai makanan dan ekosistem secara keseluruhan,” tuturnya.
Oleh karenanya diharapkan agar pemerintah terus mencegah jual beli hewan liar.
“WWF-Indonesia mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk memerangi perdagangan satwa liar dilindungi, dan mengajak masyarakat untuk melestarikan satwa liar,” ucapnya.
“Mari bersama-sama lestarikan satwa liar dengan: 1. Jangan beli 2. Jangan konsumsi, dan 3. Laporkan otoritas setempat bila mengetahui adanya perdagangan satwa liar dilindungi di sekitar kita,” ungkapnya.
Disisi lain, pemerintah melalui BRIN menyatakan bahwa peristiwa yang dialami sepupu Raffi Ahmad itu akan mencoreng nama Indonesia dimata dunia.
BRIN meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera memeriksa kejanggalan ini.
Berikut adalah reaksi pengguna media sosial alias netizen tentang kematian harimau Alshad Ahmad:
“Pertanyaan nya satu min Siapa yang ngasih izin biar bisa satwa liar/dilindungi sekalipun dipelihara baik influencer atau orang yg pengen melihara itu hewan Kaya percuma gaksi gembor gembor satwa liar bukan peliharaan tapi pada intinya masi ada oknum yang ngasih perizinan melihara hewannya,” tulis netizen Twitter.
“Hati hati min, nanti disuruh nonton semua isi youtube nya si influencer terkait dengan seksama sama para fans garis kerasnya,” papar netizen lainnya.
“Satwa liar bukan peliharaan [tapi di kebun binatang]. Seharusnya di hutan,” imbuh netizen.
“Influencer” kok ngasih contoh ga bener. harusnya labelnya animal killer ga sih. Also, orang yg masih ngebela sama ga benernya titik,” pungkas netizen Twitter.***
What's Your Reaction?